Pages

Senin, 23 November 2015

SAMPLING PROBABILISTIK DAN NON PROBABILISTIK
Perencanaan sampling probabilitas
Perencanan yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Faktor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Sampling ini lebih menitikberatkan pada kemungkinan atau probabilitas atau peluang untuk setiap kejadian.
Klasifikasi sampling probabilistik
1) Simple random sampling
Setiap individu dalam kerangka sampling mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden dalam riset. Simple random sampling digunakan apabila populasi merupakan populasi yang homogen dan hanya mengandung satu ciri. Cara melakukan simple random sampling, antara lain:
a) Pengambilan sampel dengan undian terhadap semua populasi, baik dengan pengembalian maupun tanpa pengembalian.
b) Menggunakan tabel random sampling (pengambilan sampel dengan tabel bilangan random)

2) Systematic sampling
Pengambilan sampel secara sistematik. Strategi memilih sampel melalui peluang dan suatu sistem. Sistem adalah strategi yang direncanakan untuk memilih anggota setelah memulai pemilihan acak. Pengambilan sampel dari nomor subjek dengan jarak yang sama (ordinal sampling).

3) Stratified sampling
Kerangka sampling dibagi ke dalam beberapa sub-bagian yang terdiri dari beberapa kelompok yang mempunyai kesamaan karakteristik dan masing-masing kelompok dipilih secara random. Stratified sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan sub kelompok (strata) memiliki jumlah yang terwakili. Teknik ini digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok dan antara kelompok tersebut tampak strata atau tingkatan. Teknik ini bertujuan untuk memastikan kelompok/ kategori yang kecil dalam populasi cukup terwakili. Untuk ukuran sampel yang sama, stratified random sampling lebih efisien dibanding simple random sampling.

4) Cluster sampling
Pengambilan sampel secara random dimana populasi dibagi menjadi beberapa cluster dan masing-masing cluster merupakan kelompok individu yang homogen. Penyeleksian sampel dalam kelompok yang dimaksud dalam cluster sampling ini bukan menyeleksi individu secara terpisah. Teknik ini digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri sendiri-sendiri.
Pada stratified sampling mengambil sampel dari tiap strata, pada cluster sampling tidak mengambil dari tiap cluster, tetapi hanya cluster yang dipilih saja. Untuk ukuran sampel yang sama, hasil teknik cluster sampling kurang akurat dibandingkan dengan simple sampling atau stratified sampling.
Cluster sampling terdiri dari Single Stage Cluster Sampling yakni, jika semua anggota cluster menjadi sampel, dan Multistage Cluster Sampling yakni, jika suatu cluster terdiri dari cluster-cluster lagi, dan sampel diambil dari cluster dibawahnya.

5) Multi-stage random sampling
Penarikan sampel secara random melalui beberapa tingkatan. Sampel diturunkan dari populasi secara random sebagai tahapan pertama kemudian dari sampel tersebut ditarik lagi secara random ke dalam sampel yang lebih kecil sebagai tahapan kedua dan seterusnya.

Perencanaan sampling nonprobabilitas
Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure sampel.
Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling, sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi sampling nonprobabilitas.
Klasifikasi sampling non-probabilistik
1) Judgement/Purposive sampling
Cara memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang memiliki keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.Teknik ini merupakan pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

2) Convenience/Opportunity sampling
Memilih unit-unit analisis yang dianggap sesuai oleh peneliti. Dalam pemilihan poin-poin sampel dari kerangka sampling dilakukan secara tidak terstruktur dan arbiter. Teknik ini sering digunakan pada situasi- situasi praktis tertentu. Pemilihan sampel didasarkan pada kemudahan akses.

3) Snowball sampling
Memilih unit-unit yang mempunyai karakteristik langka dan unit-unit tambahan yang ditunjukkan oleh responden sebelumnya, misalnya responden pertama menunjuk temannya kemudian teman tersebut menunjuk lagi ke teman lainnya dan seterusnya.

4) Quota sampling
Populasi pertama-tama disegmentasi ke dalam sub kelompok secara mutually exclusive, kemudian penilaia digunakan untuk memilih subjek atau unit dari masing-masing segmen yang didasarkan pada proporsi yang spesifik. Pada teknik ini, pemilihan sampel disesuaikan dengan karakteristik populasi yang telah ditetapkan sampai memenuhi quota yang telah ditentukan.


5) Accidental sampling
Menyeleksi sampel dari orang-orang atau poin-poin yang sudah ada dan cocok. Jika peneliti menggunakan teknik ini, maka yang bersangkutan tidak boleh melakukan generalisasi ke dalam populasi karena tidak dapat mewakili. Jenis sampling seperti ini bermanfaat hanya dalam pengujian awal. Pada teknik ini, pemilihan sampel tidak secara acak dan dengan pertimbangan khusus/tertentu. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh sampel sekenanya saja, yang dijumpai saat itu. Accidental sampling merupakan teknik sampling yang sangat dihindari.

Sampling-sampling ini digunakan untuk bahan dalam pembuatan proposal penelitian. proposal penelitian bersifat ilmiah sehingga harus berdasarkan kenyataan yang ada. karena itu lah sangat dibutuhkan sampling sebagai pengumpul data yang selanjutnya dapat diolah sesuai keperluan. perbedaan sampling probabilistik dan non probabilistik terletak pada cara penelitan yang dilakukan. jika melakukan penelitian tentang sosial atau berhubungan dengan manusia maka digunakan sampling non probabilistik. begitu pula dengan sebaliknya, jika penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diketahui atau harus dilakukan pengujian berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dibuat, maka digunakan sampling probabilistik.
a.Teknik Probilitas
Teknik sampling merupakan tekhnik yang memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selain itu probability sampling merupakan pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk mendug karakteristik populasi secara objektif. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportinate statified random sampling dan cluster sampling (area sampling).Teknik Probilitas ini bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar diketahui jarak pasti dari kondisi ideal. 100 peserta CPNS dan hanya 5 posisi yang diperebutkan, maka peluang tiap peserta adalah 5/100 atau 1/20. Dengan kata lain, agar bisa diterima menjadi PNS, tiap peserta CPNS harus bisa menyisihkan 19 saingannya.

b.Teknik non Probilitas
Teknik non Probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh dan snowball sampling. nonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas peneliti. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun probability sampling mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali dijumpai adanya beberapa kesalahan akibat kecerobohan dari si pelaksananya. Dalam penggunaan nonprobability sampling, pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang seringkali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan memperhatikan factor-faktor tersebut menyebabkan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak sebagai sampel. Dalam prakteknya terkadang ada bagian tertentu dari populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan sampel untuk mewakili populasi.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar