MAKALAH
Internet Tingkatkan Jumlah Remaja Depresi
Oleh
:
Muhammad
Alfi Syahrin
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2015
Kata
Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia yang berjudul “ Internet Tingkatkan Jumlah Remaja Depresi “
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Jono Saroyo ,
selaku dosen Bahasa indonesia yang memberikan dorongan , masukan kepada
penulis.
2. Kepada teman-teman
kelas 1KB03 ,yang memberikan ide atau masukan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu , saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangan dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Jakarta, Mei 2015
Muhammad Alfi Syahrin
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan
Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Tujuan
Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB
II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
3.2 Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
DAFTAR
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
LAMPIRAN
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Internet membawa banyak
kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun, seperti Yin dan Yang, selalu ada
''sisi hitam'' yang mengimbangi ''sisi putih'' pemanfaatan internet.
Psikiater dari rumah sakit Priory, Roehampton, Natasha
Biljani, mengemukakan risiko yang ditawarkan internet terhadap kesehatan mental
generasi muda. Menurutnya, internet membawa fenomena penindasan dan keterbukaan
seksual yang berdampak negatif.
Semua
itu dimungkinkan olehdua hal, yakni akses informasi yang luas dan komunikasi
anonim. Netizen secara bebas menindas seseorang yang tak ia sukai melalui
internet dengan identitas disamarkan. Ini yang disebut kejahatan maya. Hal ini, menurut Bijlani bisa menyebabkan depresi permanen di
masa depan. Untuk itu, generasi muda yang lahir di era internet harus dibina
dalam memanfaatkan jaringan tersebut.
Selain
itu Internet juga mempunya sisi positif ny yaitu sebagai sumber
informasi,dengan adanya internet kita bisa mencari informas dan berita terbaru
dari seluruh dunia dengan mudah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian
diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Mengapa
internet bisa menyebabkan depresi kepada generasi muda?
2. Bagaiman
internet dalam hal positif dan negatif ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Diharapkan mahasiswa jangan melihat
internet dari sisi negatif nya saja internet juga memiliki sisi positif
2.
Diharapkan mahasiswa juga mengetahui
bahwa internet itu bisa menyebabkan depresi permanen di masa depan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Internet membawa banyak
kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun, seperti Yin dan Yang, selalu ada
''sisi hitam'' yang mengimbangi ''sisi putih'' pemanfaatan internet.
Psikiater dari rumah
sakit Priory, Roehampton, Natasha Biljani, mengemukakan risiko yang ditawarkan
internet terhadap kesehatan mental generasi muda. Menurutnya, internet membawa
fenomena penindasan dan keterbukaan seksual yang berdampak negatif. Semua itu
dimungkinkan olehdua hal, yakni akses informasi yang luas dan komunikasi
anonim. Netizen secara bebas menindas seseorang yang tak ia sukai melalui
internet dengan identitas disamarkan. Ini yang disebut kejahatan maya.
Netizen juga bisa
membagi gambar-gambar ''mesum'' dirinya ke teman kelompok atau orang
terpercaya. Lalu kemudian foto-foto itu dengan mudah tersebar luas dan
lagi-lagi dijadikan objek penindasan massal. Kemungkinan lain, banyaknya
foto-foto ''terbuka'' yang bisa diakses di internet memicu para remaja yang
masih labil untuk turut menyebar gambar diri mereka. Saat ini, foto mesra
remaja yang tengah dilanda kasmaran dengan sang pacar juga banyak beredar di
media sosial. Seakan para remaja berlomba-lomba menjadi pasangan paling
''romantis'' di media sosial. Mereka barangkali tak sadar bahwa tiap file yang
dimasukkan ke internet bisa diakses dan disimpan oleh semua orang. Apa yang
dibanggakan hari ini mungkin bakal jadi aib di kemudian hari. Hal ini, menurut
Bijlani bisa menyebabkan depresi permanen di masa depan. Untuk itu, generasi
muda yang lahir di era internet harus dibina dalam memanfaatkan jaringan
tersebut.
"Fokus dibutuhkan
untuk mengedukasi generasi muda tentang risiko menyebar gambar diri mereka dan
berkomunikasi dengan orang tak dikenal di internet,'' kata Biljani, sebagaimana
dihimpun KompasTekno, Rabu (15/5/2015) dari BBC. Tesis Biljani berangkat dari
hasil penelitian di London yang menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi di
kalangan remaja semakin meningkat seiring dengan meluasnya penetrasi internet.
Menurut data dari
Health and Social Care Information Centre (HSCIC), panggilan psikiater darurat
berjumlah 17.000-an pada 2014. Angka tersebut naik dua kali lipat dari 2010. Dilaporkan,
hampir 16.000 remaja perempuan (15-19 tahun) melukai dirinya sendiri akibat
depresi. Angka ini melonjak drastis dari tahun 2004 yang hanya berjumlah
9.000-an. Yang teranyar, Office for National Statistics (ONS) membeberkan bahwa
satu dari lima remaja (16-24 tahun) memiliki kecenderungan depresi, cemas dan
stres.
Mempertegas angka kenaikan
depresi pada remaja yang signifikan, rumah sakit Priory menemukan remaja
berusia 12 hingga 17 tahun semakin banyak yang mengalami depresi berat.
Tahun 2014, hampir 300
anak di London pada rentang usia tersebut divonis depresi berat. Angka ini naik
100 persen dari tahun 2010. Penyebabnya, kata Biljani, anak-anak tersebut
adalah orang-orang pertama yang ''ketagihan'' media sosial.
''Apapun alasannya,
harus dilakukan kajian yang lebih dalam untuk menuntaskan masalah mental ini.
Jika masalah ini diabaikan, generasi penerus bakal jadi generasi yang suram,''
kata Biljani.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Internet membawa banyak kemudahan bagi kehidupan manusia.
Namun, seperti Yin dan Yang, selalu ada ''sisi hitam'' yang mengimbangi ''sisi
putih'' pemanfaatan internet.
Netizen juga bisa
membagi gambar-gambar ''mesum'' dirinya ke teman kelompok atau orang
terpercaya. Lalu kemudian foto-foto itu dengan mudah tersebar luas dan
lagi-lagi dijadikan objek penindasan massal. Kemungkinan lain, banyaknya
foto-foto ''terbuka'' yang bisa diakses di internet memicu para remaja yang
masih labil untuk turut menyebar gambar diri mereka. Saat ini, foto mesra
remaja yang tengah dilanda kasmaran dengan sang pacar juga banyak beredar di
media sosial. Seakan para remaja berlomba-lomba menjadi pasangan paling
''romantis'' di media sosial. Mereka barangkali tak sadar bahwa tiap file yang
dimasukkan ke internet bisa diakses dan disimpan oleh semua orang. Apa yang
dibanggakan hari ini mungkin bakal jadi aib di kemudian hari. Hal ini, menurut
Bijlani bisa menyebabkan depresi permanen di masa depan. Untuk itu, generasi
muda yang lahir di era internet harus dibina dalam memanfaatkan jaringan
tersebut.
3.2 SARAN-SARAN
Jangan pernah kita menggunakan internet itu untuk hal-hal
yang tidak diinginkan karena bisa menyebabkan depresi pemanen dimasa depan,
untuk itu generasi muda yang lahir di era internet harus dibina dalam
memanfaatkan jaringan tersebut. Kita bisa ajarkan kepada teman/keluarga kita
dalam hal positif contoh nya yaitu sebagai mencari informasi , sebagai media
komunikasi , dan sebagi media pendidikan / hiburan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar